bad (63) unik (55) good (46) lucu (44) lokal (39) teknologi (33) selebrity (28) video (28) meninggal (25) renungan (24) misteri (23) konpirasi (20) illuminati (18) pengakuan (17) alam (10) internet (10) sejarah (10) tips (10) foto (9) internasinal (9) joke (8) apple (7) 10list (6) japan (6) binatang (5) facebook (5) handphone (5) food (4) indonesia (4) komputer (4) makanan (4) movie (4) terbaik (4) anak (3) extreme (3) game (3) gaya hidup (3) harrypotter (3) keren (3) music (3) terlarang (3) tokukatsu (3) android (2) budaya (2) chat (2) crime (2) gif (2) kesehatan (2) mobile (2) motivasi (2) mudik (2) original (2) originalpost (2) seni (2) AGNES (1) XD (1) animasi (1) annimasi (1) asia (1) bac (1) baju (1) berita (1) blogfriend (1) blogger (1) book (1) cantik (1) cats (1) cool (1) detik.com (1) dinding (1) disney (1) gosip (1) gratis (1) hewan (1) indah (1) inilah.com (1) interior (1) intro (1) jurnalistik (1) kacamata (1) kamera (1) kecil (1) komik (1) konflik (1) licking (1) lokal.ufo (1) luar angkasa (1) masa lalu (1) motogp (1) olahraga (1) otomotif (1) punah (1) rasis (1) rekor (1) senyum (1) tablet (1) televisi (1) tempointeraktif.com (1) tentabf (1) ternyata (1) tragedi (1) trailer (1) tumbuhan (1) twitter (1) windows (1)

biasakan untuk like dahulu ^^

Kamis, 14 Juli 2011

Truk Terjang Pesta Nikah, 16 Tewas

Korban Tertimpa Tronton 30 Ton | Rumah Mempelai Hancur Lebur

HANCUR - Petugas bersama warga mengevakuasi sisa reruntuhan rumah yang rata dengan tanah setelah tertimpa truk dan semen sebanyak 30 ton, Selasa (12/7) malam. Foto: surya/m taufik

BOJONEGORO | SURYA - Sedikitnya 16 orang tewas dan 13 luka saat acara pesta pernikahan dengan hiburan ketoprak tiba-tiba diseruduk truk tronton yang mengangkut semen 30 ton.

Kecelakaan maut beruntun itu melibatkan truk tronton bermuatan semen kemasan, truk tangki pengangkut semen curah, dan mobil pick-up di Jl Raya Bojonegoro-Ngawi KM 29, Selasa (12/7) malam sekitar pukul 22.15 WIB.

Akibat kecelakaan itu, rumah Mari (50) warga Dusun Kedung Rambil, Desa Sumberrejo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro yang sedang menggelar ketoprak dalam rangka pesta resepsi pernikahan anaknya, Widodo (29) dengan Suparmi (25), hancur rata dengan tanah.
Pesta yang seharusnya berlangsung penuh canda tawa itu terpaksa bubar lantaran rumah mempelai tertimpa tronton berisi sekitar 30 ton semen dalam sak. Tronton dan muatannya menerjang dari atas jalan setinggi 5 meter.
Peristiwa berdarah itu berawal saat truk tronton bermuatan semen kemasan yang dikemudikan Abdul Rohman (45) warga Desa/Kecamatan Jenu, Tuban melaju dari arah utara atau arah Bojonegoro menuju Ngawi. Setelah melewati tikungan, tronton berusaha mendahului mobil pick-up bermuatan kayu di depannya yang dikemudikan Mulyadi (36) warga Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.
Melihat di depan ada ratusan orang sedang di pinggir jalan, tronton berusaha balik ke jalurnya. Ya, ketika itu memang sedang digelar acara ketoprak di rumah Mari dalam rangka perkawinan anaknya. Ratusan orang memadati lokasi panggung yang berada di sebelah selatan rumah menghadap ke timur atau menghadap ke jalan raya perbatasan Bojonegoro-Ngawi.

Grafis: surya/yusuf
Nahas, saat berusaha balik ke jalurnya, bodi truk bermuatan semen itu menyenggol pick-up hingga oleng ke kanan. Sementara dari arah berlawanan, melaju truk tangki pengangkut semen curah yang dikemudikan M Nasrullah (33), warga Pelemahan Banyuaarang, Kecamatan Ngoro, Jombang.
Karena jarak sangat dekat, tabrakan pun tak terhindarkan. Dan saking kerasnya, truk tangki terpelanting ke timur jalan hingga terjatuh di jurang dengan kedalaman 5 meter. Sementara pick-up sampai terpental dan tersangkut di sebuah pohon mahoni yang berada di timur jalan.
Paling parah adalah tronton pengangkut semen yang terbalik ke kanan jalan menimpa sebuah rumah dari kayu berukuran sekitar 5 X 10 meter milik Mari. Tronton juga memorak-porandakan belasan motor yang diparkir dekat panggung ketoprak.
“Kejadiannya cepat sekali. Tiba-tiba truk terbalik dan menimpa rumah. Termasuk semen muatannya, semua menjatuhi rumah yang punya gawe hingga rata dengan tanah,” ungkap Eko, warga setempat yang saat kejadian sedang berada di lokasi.
Menurutnya, aliran listrik dari genset langsung padam dan semua orang berlari sambil berteriak-teriak histeris. Beberapa saat kemudian, warga berusaha mengevakuasi para korban yang tertimbun reruntuhan semen. “Selanjutnya korban dilarikan ke RSUD Ngawi dengan mobil warga yang sedang melintas. Dan beberapa saat setelah itu, baru ada ambulans yang datang untuk mengevakuasi korban-korban lainnya,” sambung Eko.
Akibat peristiwa itu, terhitung 16 orang tewas, 10 korban luka berat, dan 3 korban mengalami luka ringan (lihat grafis).
Acara ketoprak pun langsung buyar. Pemilik rumah, pengantin, kerabat, dan semua orang yang ada di lokasi kejadian panik semalaman. Sampai siang kemarin, upaya pendataan terhadap para korban dan evakuasi terhadap semen yang menimbun rumah Mari baru selesai dilakukan petugas kepolisian. Termasuk evakuasi terhadap dua truk dan sebuah mobil pick-up yang terlibat kecelakaan juga baru selesai, sore kemarin.
Maklum, karena kondisi truk yang besar dan terjerembab di kedalaman 5 meter, mobil derek kecil dari Polres Bojonegoro yang biasa digunakan untuk mengevakuasi kendaraan kecelakaan tak mampu mengangkatnya. Baru setelah mobil derek besar yang didatangkan dari Polda Jatim tiba, kedua kendaraan berhasil dievakuasi.
Sementara itu, kedua sopir bermuatan semen yang terlibat kecelakaan sama-sama kabur usai kejadian sebelum akhirnya menyerahkan diri.
Kabag Ops Polres Bojonegoro Kompol Agus Wahono mengatakan polisi langsung menetapkan sopir tronton Abdul Rohman sebagai tersangka, sedangkan sopir truk tangki, M Nasrullah, berstatus saksi. Keduanya kabur usai kejadian karena takut dikeroyok warga.
Kasubdit Bindakkum Ditlantas Polda Jatim Kompol Ade Safri Simanjutak menyatakan, berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan sejumlah saksi, diketahui bahwa penyebab kecelakaan adalah sopir truk tronton yang lalai dan melanggar marka jalan. Sebab, beberapa puluh meter jalur di lokasi tersebut kondisinya menikung dan terdapat marka utuh atau tanda bahwa tidak boleh mendahului.
“Tapi, tronton tersebut berusaha mendahului, kemudian membatalkan niatnya lantaran melihat ada banyak orang. Tapi, ketika banting setir itu menyenggol pick-up hingga oleng dan bertabrakan dengan truk tangki dari arah berlawanan,” kata Ade yang sejak pagi hingga sore terlihat terus berjaga di lokasi.
Meratap
Pardi (55) dan Sariyem (45), warga Dusun Batang, Desa/ Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro itu tak henti-hentinya meratapi kepergian Budi Triono (19), anak angkat semata wayang yang ikut jadi korban tabrakan beruntun saat menonton ketoprak Mustiko Budoyo dari Blora, Jawa Tengah untuk memeriahkan pesta pengantin di rumah Mari
Saat itu, kata Sariyem, mereka sekeluarga sejak sore hari berangkat dari rumahnya yang berjarak sekitar 6 km dari rumah Mari di Margomulyo dengan menumpang dua sepeda motor. “Saya boncengan dengan bapak-nya (Pardi) dan Budi Triono (korban meninggal) memboncengkan Mbah-nya Slamet,” kata Sariyem kepada Surya, sambil berusaha menenangkan Pardi suaminya yang shock, di depan kamar jenazah RSUD Dr Soeroto, Ngawi, Rabu (13/7).
Sariyem dan Pardi tidak punya firasat apa pun sebelum terjadinya kecelakaan beruntun yang menelan belasan korban meninggal itu. “Tidak ada firasat. Semua seperti biasa. Kami sekeluarga sesampainya di rumah Pak Mari, duduk berderet di pinggir jalan, seperti penonton lainnya,” tambahnya
Dalam kecelakaan beruntun itu, selain anak angkatnya, Sariyem dan Pardi juga kehilangan Slamet, orangtuanya yang saat itu duduk berdampingan dengan Budi Triono
“Waktu kecelakaan itu, ketoprak masih tari-tarian dan tiba-tiba semua jadi gelap dan suara jerit dan gemuruh jadi satu. Saya, suami saya, Budi Triano, dan Slamet, pisah melarikan diri,” kata Sariyem sambil mengusap punggung Pardi suami yang tidak bisa menjawab ketika Surya mengajak berbicara
Sebetulnya, lanjut Sariyem, Budi Triono itu anak Katemi (55), kakak Pardi yang tinggal di Desa Kesongo, Kedungputri, Ngawi. Namun, sejak bayi Budi Triono diasuh pasangan Pardi dan Sariyem. Karena saat Budi Triono masih bayi, suami Katemi meninggal dunia. Pasangan Pardi dan Sariyem tinggal di Dusun Batang, Desa/ Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro
“Dia (Budi Triono) memang bukan anak kandung saya. Tapi saya sudah mengasuhnya sejak masih bayi. Saya tidak mengira Budi pergi dengan cara seperti ini,” kata Sariyem dengan suara perlahan
Kecelakaan itu juga menimbulkan luka mendalam bagi Lasmi (31), warga Desa Sambirejo, Kecamatan Margomulyo yang saat itu sedang asyik menonton acara itu bersama suaminya Samiran (36) dan anaknya yang masih balita, Ira (3)
Ira dan Samiran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut, sedangkan Lasmi mengalami luka patah kaki dan kini dirawat di RSU dr Widodo, Kabupaten Ngawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

info yang berkaitan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...